🌗 Kemasan Berbahaya Yang Digunakan Untuk Membungkus Makanan Terbuat Dari

Adayang terbuat dari kardus, kertas, plastik, styrofoam, plastik mika, yang mana kesemuanya ini sebaiknya telah terstandar makanan. Dan tentunya harus aman apalagi jika digunakan sebagai kemasan makanan yang panas. Pentingnya kemasan dalam menunjang penjualan dibahas juga dapat pelajaran ekonomi. Pertama tanah yang tercemar tidak dapat digunakan untuk bercocok tanam. Akibatnya, petani sulit untuk memproduksi sayur-mayur dan berbagai makanan yang bersumber dari tanaman. Tanah yang tercemar juga dapat menimbulkan penyakit dari zat-zat berbahaya yang dikandung. Tidak hanya tumbuhan dan hewan, manusia juga dapat terkena penyakitnya. Jenisplastik kemasan Polyvinyl yang ini mungkin sudah cukup familiar di kalangan masyarakat dalam wujud pipa atau peralon atau pipa PVC. Jenis plastik ini tanda gambar segitiga dengan nomor tiga di dalamnya. Tapi jangan salah, ternyata PVC banyak digunakan untuk mengemas mentega, margarine dan minyak goreng karena tahan terhadap minyak dan memiliki permeabilitas yang rendah terhadap air dan gas. Bahanini memiliki ketahanan terhadap kelembapan dan paparan kimia, serta tidak mengeluarkan zat berbahaya ketika membungkus makanan pada beberapa temperatur. Biasanya bahan plastik LDPE digunakan sebagai pembungkus makanan berupa roti, sayur serta buah-buahan di supermarket. 3. Plastik High-Density Polyethylene (HPDE) 7Jenis Plastik Kemasan Yang Digunakan Sehari-hari 1. Polyethylene Terephthalate (PET/PETE) 2. High Density Polyethylene (HDPE) 3. Polyvinyl Chloride (PVC) 4. Low Density Polyethylene (LDPE) 5. Polypropylene (PP) 6. Polystyrene (PS) 7. Polikarbonat Mesin Kemasan Sachet Pemilihan Plastik Kemasan Untuk Bahan Pangan 1. Produk Susu 2. Daging dan Ikan PALU- Kepala Badang Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Daerah Sulteng, Drs Safriansyah Apt Mkes mengimbau agar jangan menggunakan kemasan plastik yang tidak memiliki tanda food grade atau plastik yang berwarna warni untuk membungkus makanan.Kata dia Banyak jenis bahan pembungkus makanan yang beredar di pasaran. Mana yang paling berbahaya atau yang paling aman, kita tidah tahu. Padahal, keamanan pembungkus makanan sangat penting, lo! Soalnya bisa saja bahan yang digunakan untuk pembungkus mengeluarkan zat berbahaya untuk kesehatan. Styrofoamdapat dikelompokan sebagai plastik (polimer) yang sering jadi wadah makanan dan minuman. Di dalamnya mengandung beberapa zat kimia yang berbahaya bagi manusia, di antaranya adalah benzene dan styrene yang telah dibuktikan dapat menyebabkan penyakit kanker. Jenisdaun pisang yang bisa digunakan adalah pisang raja, pisang batu, dan pisang kapok.Daun pisang tidak berpori sehingga masakan tidak merembes keluar. Selain itu, ukurannya yang besar juga memudahkan ketika membungkus masakan. Daun pisang tidak mudah robek namun tetap lentur ketika sudah dipanaskan. . Plastik adalah jenis kemasan yang paling umum digunakan untuk mengemas makanan. Berdasarkan data Badan POM, di Indonesia hampir 50 persen makanan menggunakan kemasan plastik. Dan, kebanyakan orang lebih memilih plastik yang tidak mudah pecah, ringan, mudah dibentuk, mudah diwarnai, dan mudah diproduksi secara massal. Ironisnya, ternyata ada beberapa plastik yang digunakan untuk membungkus makanan berbahaya bagi kesehatan. Maka dari itu, sebelum membeli makanan Kamu perlu meneliti terlebih dahulu apakah kemasan plastiknya aman. Berikut jenis-jenis plastik yang sudah diberi izin oleh otoritas resmi untuk digunakan sebagai kemasan makanan. Baca juga Yuk, Kurangi Bahaya Kantong Plastik! Polyethylene Terephthalate PET PET adalah jenis plastik yang sering digunakan menjadi kemasan makanan dan minuman. Biasanya, PET digunakan sebagai kemasan minyak goreng, selai kacang, kecap, sambal, dan berbagai macam botol minuman. PET adalah jenis plastik yang jernih, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air, serta bisa melunak pada suhu 80°C. Meski otoritas internasional seperti FDA memberikan izin pakai dan mengonfirmasi keamanan plastik ini sebagai kemasan makanan dan minuman, Kamu juga tetap harus hati-hati. Pasalnya, sisa bahan dasar etilen glikol di plastik ini adalah zat mutagenik dan racun bagi sistem reproduksi. Zat tersebut bisa berpindah ke makanan dan minuman. Sebagai tips, hindari pemakaian kemasan PET untuk makanan panas dengan suhu lebih dari 60°C. Jangan pula menggunakan kemasan PET lebih dari 2 kali, karena sisa bahan dasarnya bisa lebih mudah berpindah ke dalam makanan atau minuman. Polypropylene Polypropylene adalah jenis plastik yang umumnya digunakan pada kemasan makanan. Contoh makanan yang dikemas menggunakan polypropylene adalah biskuit, keripik kentang, sedotan, dan lunch box. Kemasan dengan jenis plastik ini biasanya digunakan lebih dari satu kali. Sifat polypropylene keras namun fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan kimia, dan bisa melunak pada suhu 140°C. Pada umumnya, polypropylene adalah jenis plastik yang relatif aman untuk digunakan sebagai kemasan makanan ketimbang jenis plastik lainnya. Selain itu, plastik ini tahan panas sehingga bisa digunakan untuk pemanasan dengan microwave. Namun, penggunaannya juga harus sesuai dengan saran yang tertera di kemasannya. High Density Polyethylene PE-HD PE-HD bisa dibilang sebagai jenis plastik yang paling umum digunakan. Di pasar swalayan, Kamu akan melihat banyak plastik PE-HD dalam bentuk kemasan susu dan jus botol. PE-HD juga digunakan sebagai kemasan mentega dan es krim. Sifat jenis plastik ini keras hingga semi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia dan kelembapan, dapat ditembus gas, permukaan berlilin, buram, mudah diwarnai, diproses, dan dibentuk, serta bisa melunak pada suhu 75°C. Sama seperti polypropylene, PE-HD juga relatif aman untuk digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman ketimbang jenis plastik lainnya. Namun, jenis plastik ini tidak tahan panas. Karenanya, jangan menuangkan makanan atau minuman panas ke atas plastik ini. Karena plastik ini agak buram, kalau mau digunakan lagi harus dipastikan kebersihannya, karena sisa bahan dasarnya bisa berpindah ke makanan atau minuman. Baca juga 7 Tanda Segitiga Pada Botol Minum Plastik Low Density Polyethylene PE-LD PE-LD mirip dengan PE-HD, hanya saja PE-LD lebih lentur. PE-LD biasanya digunakan sebagai kemasan botol kecap, mayones, dan bungkus roti. Jenis plastik PE-LD mudah diproses, kuat, fleksibel, kedap air, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, dan bisa melunak pada suhu 70°C. PE-LD juga relatif aman digunakan untuk kemasan makanan ketimbang jenis plastik lainnya. Namun, jenis plastik ini sering dibuat menjadi kantong daur ulang. Jika sudah didaur ulang, sebaiknya jangan digunakan lagi untuk membungkus makanan, terutama makanan panas. Polistren PS Polistren terbagi menjadi dua jenis, yaitu PS kaku dan PS busa. PS kaku bersifat jernih seperti kaca dan buram, kaku, getas, terpengaruh lemak dan pelarut, mudah dibentuk, dan bisa melunak pada suhu 95°C. PS kaku biasanya digunakan untuk toples, cup es krim, serta sendok dan garpu. Sementara itu, PS busa bersifat seperti busa, biasanya berwarna putih, lunak, getas, serta terpengaruh lemak dan pelarut. Plastik jenis PS busa biasa dibentuk menjadi mangkuk, gelas, piring, dan baki. Kamu perlu mewaspadai adanya residu monomer stiren yang merupakan zat karsinogen golongan 2B, dengan sifat racun akut rendah. Di luar hal tersebut, jenis plastik ini termasuk aman sebagai kemasan makanan, karena bahan dasarnya jauh di bawah batas yang disyaratkan. Tapi, Kamu tidak boleh memasukkan kemasan PS yang biasa dikenal dengan nama styrofoam ke dalam microwave. Jangan pula menggunakan jenis plastik ini untuk mewadahi makanan berminyak dan panas. Polivinil Klorida PVC Polivinil Klorida atau PVC juga sangat banyak digunakan sebagai kemasan makanan. Jenis plastik ini terbagi menjadi 2, yaitu PVC kaku-semi kaku dan PVC lunak. PVC kaku-semi kaku bersifat kuat, keras, bisa jernih, bisa diubah bentuknya dengan pelarut, dan bisa melunak pada suhu 80°C. PVC kaku-semi kaku biasa digunakan sebagai botol untuk jus, air mineral, minyak sayur, kecap, dan sambal. Sementara itu, PVC lunak bersifat lunak, dapat dikerutkan, dan jernih. PVC lunak digunakan sebagai pembungkus makanan atau food wrap. Meski banyak digunakan, PVC mengandung hal-hal yang perlu diwaspadai. Hal-hal tersebut di antaranya residu VCM yang terbukti bisa mengakibatkan kanker hati, senyawa ester ftalat yang bisa mengganggu sistem endokrin, senyawa logam berat Pb yang dapat meracuni ginjal dan saraf, serta senyawa logam berat Cd yang bisa meracuni ginjal dan menyebabkan kanker paru-paru. Namun dengan teknologi canggih saat ini, kebanyakan dari zat-zat berbahaya tersebut sudah dimodifikasi terlebih dahulu. Jadi, plastik jenis ini aman untuk digunakan sebagai kemasan. Sebagai tips, jangan gunakan PVC untuk mewadahi makanan panas dan berminyak. Baca juga Ketahui Arti Tulisan pada Kemasan Obat Berikut! Semua plastik yang disebutkan di atas adalah jenis-jenis plastik yang sudah diberi izin beredar oleh otoritas negara BPOM. Namun, Kamu tetap perlu berhati-hati dalam menggunakannya. Ikuti petunjuk amannya dan pastikan makanan berkemas plastik yang Kamu beli tertutup rapat dan tidak terkontaminasi. Di zaman sekarang ini, plastik selalu berperan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat penggunaan bungkus atau kemasan plastik di masyarakat semakin meningkat, termasuk sebagai pembungkus makanan. Padahal, untuk makanan jenis tertentu, seperti makanan panas, membungkus makanan dengan plastik tidak disarankan. Simak alasannya berikut ini. Mengapa membungkus makanan panas dengan plastik berbahaya? Para peneliti telah menemukan jika bahan kimia yang terkandung dalam produk plastik bertanggung jawab atas berbagi macam kondisi medis. Pasalnya, semua jenis plastik dibuat dari minyak bumi dengan campuran berbagai bahan kimia yang bersifat racun. Sebagai contoh, Bisphenol A BPA yang menyebabkan gangguan tubuh seperti infertilitas atau penurunan kesuburan, Polystirena PS yang bersifat karsinogenik dan memicu timbulnya kanker. Selain itu, ada juga bahan lainnya seperti PVC Poly Vinyl Chlorida yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Oleh sebab itu ketika plastik terkena suhu tinggi, maka zat terkandung dalam plastik dapat melepaskan berbagai bahan kimiawi. Jika dikonsumsi, kandungan bahan kimiawi tersebut akan masuk pada jaringan tubuh. faktor yang menyebabkan mudahnya perpindahan zat kimia tersebut karena lemahnya ikatan struktur plastik, yaitu hasil sisa monomer plastik. Migrasi sisa monomer plastik makin besar jika makanan yang dibungkus mengandung suhu tinggi, seperti kuah bakso, gorengan, makan berlemak tinggi, ataupun makanan yang mengandung kadar asam tinggi. Perpindahan bahan kimiawi ke dalam makanan juga dipengaruhi oleh lamanya kontak makanan dengan plastik. Jadi, ketika makanan dengan suhu tinggi dibiarkan terlalu lama di dalam plastik, maka kontak sisa monomer plastiknya juga semakin banyak. Apa risiko kesehatan yang mungkin timbul dari konsumsi makanan panas dalam plastik? – Kehidupan masyarakat yang semakin praktis dan instan ini menuntut para penjual makanan untuk lebih kreatif dalam mengemas makanan sesuai dengan kegiatan sehari-hari, dengan tujuan agar lebih dilirik pembeli dan makanan cepat di balik inovasi pengemasan tersebut, tidak sedikit oknum nakal yang kemudian memanfaatkan kemasan yang digunakan dengan bahan yang bisa mengancam kesehatan seseorang. Jadi, setiap orang perlu mengenali dan memahai produk yang dibeli agar tidak membahayakan kesehatan kemasan tersebut seperti kertas, styrofoam, plastik BPA, dan masih banyak lagi. Menurut laman resmi Balai Besar Pelatihan Pertanian BBPP Lembang, berikut penjelasan bahaya dari kemasan pangan bagi kesehatanKemasan kertas biasa masyarakat temukan sebagai wadah dari minuman dan makanan di restoran cepat saji. Namun, kini Anda harus sudah mulai waspada, karena kemasan makanan kertas bisa menimbulkan kontaminasi dari mikroorganisme, sehingga bisa merusak produk makanan dan menimbulkan bila kertas yang digunakan merupakan kertas bekas ada tintanya dan digunakan untuk membungkus makanan berminyak, timbal yang terdapat dalam tinta bisa berpindah ke Kemasan Kaca, Gelas, dan PorselenKemasan kaca biasanya banyak digunakan untuk botol minuman, sementara porselen juga banyak digunakan di rumah-rumah sebagai peralatan makan. Di balik tampilannya yang indah berwarna-warni, ternyata tidak semua kemasan tersebut baik bagi tubuh BBPP Lembang, warna botol kaca yang paling baik dalam menyaring cahaya ultraviolet ialah warna amber dan merah. Selain itu, warna cokelat pada kemasan botol kaca minuman sari jeruk nipis juga dinilai aman, karena bertujuan agar kandungan asam tidak bereaksi dengan kemasan dan cahaya tidak merusak vitamin kemasan plastik inilah yang paling banyak dan sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain karena mudah didapatkan, kemasan plastik juga harganya terjangkau. Namun, dari kemasan plastik yang sering digunakan misalnya untuk bakso atau makanan berkuah dan polimer-polimer bisa terlepas dan masuk ke dalam produk pangan. Kemasan plastik yang aman adalah yang 2 LDPE, 4 HDPE, dan 5 PP. Jenis PET 1 dinilai yang paling aman, karena tahan terhadap suhu tinggi hingga 200 derajat Jakarta, kemasan makanan menggunakan styrofoam masih bisa dengan mudah ditemukan. Padahal, penggunaan styrofoam terlalu sering bisa memicu masalah kesehatan, karena bisa mengeluarkan residu yang cukup berbahaya. Jadi, yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah mengurangi penggunaan kemasan makanan dengan styrofoam. post Ada Bahaya di Balik Kemasan Makanan, Yuk Kenali appeared first on

kemasan berbahaya yang digunakan untuk membungkus makanan terbuat dari